Sabtu, 29 Juli 2017
Review Kesempurnaan Cinta: lika-liku percintaan milenial
Disini, saya ingin membuat review salah satu serial NET TV yang mungkin masuk tidak masuk terbagus bagi saya. Namun demi menghormati penulis, mbak Dewi Eyen, saya tidak akan memasukannya dalam "NET worst series"
Kesempurnaan Cinta, serial yang bercerita tentang perjuangan seorang duda bernama Satria Baskara (itu duda apa kuda?) :v yang diamanatkan untuk mencari istri baru bagi 2 anaknya, Rafa dan Jasmine.
Hanya ada 3 ungkapan untuk series ini: Season 1 (good), Season 2 (flat), dan Season 3 (worse). Mengapa saya bilang season 3 itu buruk?
Main chara disini adalah Satria Baskara, seorang duda yang bekerja sebagai designer di Dome Design (perusahaan furniture). Sebagai seorang ayah, dia luar biasa; membesarkan 2 anak sendirian; tegas dan bersabar. Sayang, sebagai pria pun keadaannya terbaik. Perkembangannya lambat bahkan nyaris tidak ada. Tidak punya jalan sendiri bahkan terlalu dikontrol orang lain. Bahkan dia pernah kebobolan 2X oleh pria yang jauh lebih baik. Lemah, payah, baperan, rapuh merupakan gambaran besar karakter pria ini.
Next, Hana Luminto. Menggambarkan wanita milenial, Hana merupakan bos Satria di Dome Design. Lawan dari Renata yang digambarkan cantik, esentrik, dan penuh gaya. Sayang, cara mendekati Satria kurang baik. Memanjakan anak dengan harta bukanlah cara menjadi ibu yang baik. Suka membuat salah paham, ambisius, pelan-pelan nusuk adalah gambaran karakter dari wanita ini.
Kemudian Renata Artalia Martadi, tetangga Satria yang membuka bisnis kuliner. Perempuan yang telaten, sabar, dan penuh kasih sayang. Berkebalikan dengan Hana, Renata mendekati Satria dengan menjadi teman curhat bagi mereka (terutama Jasmine)
Saya amat memuji akting Ririn Dwi Aryanti yang mampu memerankan karakter seorang keibuan. Sayang, karakternya cepat baper dan rapuh. Tapi saya menyukai orang sesabar dia.
Selanjutnya, Jasmine Baskara (ga tahu nama tengahnya), gambaran milenial masa kini. Saya suka ketika Jasmine berusaha beradaptasi dengan lingkungan barunya. Charanya berubah ketika Hafiz-Renata muncul; aktingnya menurun. Charanya diperparah dengan kemunculan Karin (Yupi JKT48) yang membuat karakternya semakin tidak bagus. Setara ayahnya, saya menilainya sebagai WORST CHARA: Panjat sosial, manja, cerewet, bawel adalah gambaran dari karakter ini.
Kemudian, Rafa Baskara. Adik Jasmine yang agak. cerewet dan bocah (udah kelas 6 padahal). Anak yang suka minta ini minta itu. Karakternya berubah ketika ikut program pertukaran pelajar di Jepang. Caranya menjadi dalang baik sekali (meski lakon Ramayana banyak missused story)
Award:
Best Male: Rado Setyadi
Worst Male: Satria Baskara, Jody Artadi
Best Female: Febby, Renata
Worst Female: Karin, Jasmine, Hana, Nadya
Best support: Bryan, Mae, Bianca, Tasya
Worst Support: Karin, Nadya
Best parents: Marty, Eyang Baskara
Worst parents: Nadya, Jody
KC Season 3 masih diwarnai dengan konflik yang sama aja -_- ceritanya muter-muter di satu konflik. Ditambah, ada 2 chara tidak penting yang muncul disini:
- Nadya: ibu kandung Hana. Saya menyukai latar belakang chara ini. Sayang, charanya berubah setelah menerima Hana. Aktingnya kurang, charanya kurang baik. Bahkan oleh beberapa fans, scene dia termasuk memuakkan
- Karin: untuk fans JKT48, jangan berharap banyak pada review ini. Benalu terbesar serial ini; teman Jasmine yang mengantarnya pada dunia iklan. Dari awal, saya mencium gelagat tidak enak dari karakter ini. Berusaha merebut Jasmine dari Reza, Karin berubah menjadi mimpi buruk untuk Jasmine apalagi saya. Lebay, manja, maksa, menyebalkan adalah gambaran karater ini. Satu-satunya karakter yang saya TIDAK.HARAPKAN kedatangannya.
Plot tidak jelas, main chara yang buruk (kecuali Renata), konflik yang tidak selesai, salah paham merupakan alasan mengapa tidak mengakui serial ini sebagai terbaik. KC bukan serial yang saya rekomendasi untuk saya tonton (terutama season 3)
Part 2 akan saya rilis untuk karakter pendukung
Jumat, 28 Juli 2017
Sepatu Sang Raja
Seorang raja berjalan kaki melihat-lihat keadaan ibu kota. Di jalan depan istana, kakinya terluka karena menginjak batu tajam.
?Jalan di depan istana ini sangat buruk. Aku harus memperbaikinya,? begitu pikirnya.
Maka, Sang Raja segera merumuskan proyek untuk memperbaiki jalan di depan istana itu. Ia ingin jalan itu dilapisi dengan kulit sapi terbaik, agar siapapun yang melewatinya tidak terluka. Persiapan mengumpulkan sapi-sapi di seluruh negeri dilakukan.
Di tengah kesibukan luar biasa itu, seorang pertapa menghadap raja dan berkata, ?Wahai Paduka. Mengapa Paduka mengorbankan sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan tersebut, padahal yang Paduka perlukan hanya dua potong kulit sapi untuk sepatu yang berfungsi melapisi telapak kaki Paduka??
... baca selengkapnya di Sepatu Sang Raja Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1